KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan petunjuk dan
kemudahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kalimat
Efektif” dengan baik.
Makalah
ini dapat tewujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Kedua orang tua tercinta yang selalu membimbing dan memberikan do’a restunya.
2. Abangda Muhammad Nuzul Pratama
mahasiswa UNIMED.
3. Semua pihak yang terlibat dalam
penyelesaian penulisan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pendidikan pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Aceh
Utara, 27 Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………... ii
BAB
I PENDAHULUAN………………………………………….….……..1
A. Latar Belakang Masalah
……………………………………..................... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….1
C.Tujuan……………………………………………………………………….1
BAB
II PEMBAHASAN……………………………….…………………2
A. Pengertian Kalimat Efektif…..………………………..…………………..2
B. Ciri-Ciri Kalimat
Efektif………………………….……………………....2
C. Syarat-Syarat Kalimat
Efektif…………………………………………….8
BAB
III PENUTUP……………………………………………………………...9
A. Simpulan…………………………………………………………………...9
B. Saran……………………………………………………………………….9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa
yang penting antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seseorang baru
dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bahasa yang sudah
kita kenal sebelum sampai ada tataran kalimat adalah kata (mis.
Tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan
frasa, tidak dapat mengugkapkan maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika
keduanya sedang berperan sebgai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan
baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal
subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lengkap engan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan
dengan titik, tanda tanya, atu tand seru. Penetapan struktur minimal S dan P
dalam hal ini menunjukan kalimat bukanlah semata-semata gabungan atau rangkaian
kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.. lengkap dengan makna menunjukan
sebuah kalimat harus megandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap
maksud penuturnya.
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Kurang
pahamnya penulisan dan pelafalan kalimat efektif.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka tujuan penulis ini adalah sebagai berikut:
1.
Memahami
penulisan dan pelafalan kalimat efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan secara tepat pada pikiran pendengar atau
pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran penulis. Di dalam kalimat efektif
kejelasan kalimat dapat terjamin.
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1. kesepadanan struktur.
Kesepadanan struktur setiap kalimat
yang baik terdiri atas unsur-unsur kalimat yaitu subjek, prediket, objek, dan
keterangan. Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah hubungan timbale balik
antara subjek dengan prediket, antara prediket dengan objek serta keterangan –
keterangan yang menjelaskan unsure – unsure dalam kesatuan gagasan yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik. Jadi kesepadanan itu adalah kemampuan struktur
bahasa dalam mendukung gagasan, ide, yang dikandung dalam kalimat.
1)
kesepadanan
kalimat memiliki beberapa ciri :
kalimat
itu mempunyai subjek dan prediket. Kejelasan subjek dan prediket itu dilakukan
dengan menghindari pemakaian kata di depan subjek.
Contoh
: Di dalam keputusan itu membicarakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan
umum. ( kalimat ini subjeknya kurang
jelas karena di antar oleh kata depan. Oleh sebab itu perlu dihilangkan menjadi
) Keputusan itu membicarakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
2)
Menggunakan
ide pokok.
Ide
pokok ini diletakkan pada bagian depan kalimat dan kalimat yang mengandung ide
pokok harus menjadi induk kalimat.
Contoh
: Ia tertangkap ketika sedang minum- minum pada sebuah warung.
3)
Penggabungan
dengan kata dan dan kata yang.
Jika
dua kalimat digabungkan dengan kata dan maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua
kalimat digabungkan dengan kata yang,
maka akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri
atas induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh
:
-
Mutu
pendidikan kita masih rendah.
-
Perbaikan
mutu pendidikan adalah tugas utama para dosen.
Penggabungan
yang erfektif untuk kedua kaliamt di atas ialah dengan mempergunakan kata dan sehingga menjadi kalimat gabungan
yaitu :
-
Mutu
pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama para dosen.
4)
Penggabungan
kalimat efektif juga dapat mengunakan kata sehingga,
agar, atau supaya.
Contoh
:
-
Semua
peraturan telah ditentukan.
-
Para
mahasiswa tidak bertindak seenaknya.
Penggabungan
:
-
Semua
peraturan telah ditentukan sehingga para
mahasiswa tidak bertindak seenaknya.
5)
Untuk
mencapai kalimat efektif kita harus juga menghindari kata – kata asing atau
struktur asing.
Contoh
: Pemakaian kata – kata di mana, hal mana, yang mana.
Kita
ketahui dalam bahasa Indonesia kata di
mana, yang mana, dipakai dalam kalimat Tanya. Kedua kata Tanya ini
dipergunakan untuk menanyakan tempat serta sesuatu.
Contoh
:
Dimana
tidak boleh diganggu gugat lagi ( tidak efektif )
Yang
mana sudah menjadi keputusan siding ( tidak efektif )
Yang
tidak boleh diganggu gugat lagi ( efektif )
Yang
sudah menjadi keputusan siding ( efektif )
2. Keparalelan ( Kesejajaran )
yang dimaksud dengan kesejajaran
ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang
sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika bentuk pertama mempergunakan
bentuk nominal bentuk kedua juga menggunakan bentuk nominal.
Contoh :
a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara
luwes.
Kalimat ini tidak sejajar, karena
ide pertama kata kerja dan ide kedua kata benda.
Contoh :
a. Setelah dipatenkan, diproduksikan, dan dipasarkan,
masih ada lagi sumber pengacauan yaitu berupa peniruan, yang langsung atau
tidak langsung.
Kalimat ini adalah kalimat efektif
karena dinyatakan dalam bentuk parallel ( sejajar) yaitu ide pertama, dan
seterusnya dinyatakan dengan kata kerja.
3. Penekanan
Setiap kalimat memiliki satu ide
pokok. Dalam sebuah kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat ini member
penekanan pada penonjolan itu.
Ada berbagai penekanan di dalam
kalimat :
1. Meletakkan kata ditonjolkan itu di
depan kalimat.
Contoh
: Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan Negara dengan kemampuan yang ada pada dirinya. ( kalimat
ini dapat di ubah dengan penekanan dan posisi kalimat yaitu ; Harapan presiden ialah agar rakyat membangun
bangsa dan negaranya.
2. Di dalam penekanan ini juga kalimat
– kalimat dapat diubah yaitu kalimat pasif menjadi aktif atau aktif menjadi
pasif. Sedangkan kalimat aktif ialah kalimat normal yang dianggap lazim
dipergunakan daripada kalimat pasif.
Contoh :
·
Presiden
mengharapkan dengan adanya pendidikan dan penataran pembangunan akan lancar. (
aktif ) atau Harapan presiden dengan
adanya pendidikan dan penataran pembangunan akan lancar. ( aktif)
·
Dengan
adanya pemdidikan dan penataran diharapkan oleh presiden pembangunan akan lancar.
( pasif )
3. Urutan kata yang logis
Sebuah
kalimat biasanya membicarakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian itu
hendaknya dibuat dengan memperhatikan urutan yang logis.
Contoh
:
a) Telekomunikasi cepat – vital
dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas,
pembangunan, dan persatuan.
b) Tahun 1985, 1986, 1987 kehidupan
masih melarat, belum ada kemajuan.
4. Pengulangan kata
Pengulangan kata dianggap penting, karena
dapat membuat maksud kalimat lebih
jelas.
Contoh
: Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi social, dan dimensi budaya.
4. Kehematan
Unsur lain yang
penting untuk mencapai kalimat efektif adalah kehematan. Yang dimaksud dengan
kehematan ialah kehematan mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang di
anggap tidak perlu. Dalam arti tidak mengubah kejelasan kalimat. Penghematan di
sini juga menghindari kata-kata mubazir, sejauh tidak menyalahi kaidah-kaidah
tata bahasa.
1. Penghematan dapat dilakukan dengan
cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
1. Mahasiswa itu segera mengubah
rencananya setelah bertemu dengan pemimpin.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi :
1. Mahasiswa itu segera mengubah
rencana setelah bertemu dengan pemimpin.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan
menghindarkan pemakaian hiponim kata. Dalam bahasa ada kata yang merupakan
bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Kata merah adalah
mengandung kelompok warna. Kata merah
adalah mengandung kelompok warna kata
juli sudah mengandung makna bulan begitu juga senin sudah mengandung makna hari.
Contoh :
a) Presiden Suharto meresmikan
Universitas Indonesia hari senin lalu.
b) Ia memakai pita warna merah.
c) Kakek lahir bulan juli 1949.
Kalimat-kalimat
(a), (b), (c), dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, warna, dan bulan. Selain kata yang mengandung hiponim, ada
lagi kesinoniman kata dalam satu kalimat.
Contoh :
·
Kata
naik bersinonim dengan ke atas.
·
Kata
tampil bersinonim dengan kata depan.
·
Kata
turun bersinonim dengan ke bawah.
Seperti
contoh-contoh di atas, hindari pemakaiannya dalam kalimat. Kalau sudah memakai
kata tampil, tidak perlu lagi kata ke depan. Begitu juga yang lain.
3. Penghematan dapat dilakukan dengan
menghindari bentuk jamak.
Contoh :
1. Para hadirin sekalian.
2. Saling baku hantam.
Seharusnya
:
1. Hadirin yang berbahagia.
2. Saling hantam.
Selain
itu, dihindari kata depan daripada
yang tidak ada hubungannya di dalam kalimat. Kalau tidak dipakai kata depan
tersebut, kalimat itu menunjukkan kalimat yang efektif.
5. Kevariasian
Keefektifan dalam penulisan
tergambar dalam struktur kalimat yang diergunakan. Ada kalimat pendek, dan ada
kalimat yang panjang. Kalimat yang panjang, dapat membuat pembaca kehilangan
pegangan akan ide pokok, dan membosankan, sehingga menjadi monoton. Oleh sebab
itu perlu dilakukan variasi kalimat.
Kita telah
mempelajari tentang pengutamaan kalimat pada kegiatan terdahulu, yaitu dengan
meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat.
1. Dalam
variasi kalimat, kalimat pembuka dapat dimulai atau dibuka dengan frase benda, frase kerja, dan frase keterangan.
Contoh :
a) Si Badu dari Universitas Indonesia menganggap
hal ini sebagai hasil yang gemilang. ( kalimat ini dimulai dengan frase benda )
b) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya
selama ini. ( kalimat ini dimulai dengan frase kerja )
c) Pukul 15.00 Wib Pesta Olahraga Asia
Tenggara XIV dibuka oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono. ( kalimat ini
dimulai dengan frase Keterangan )
2. Variasi dalam Pola Kalimat
Mencapai efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana
monoton yang menimbulkan kebosanan, pola kalimat S – P – O dapat diubah menjadi
P – S – O atau yang lainnya.
contoh :
a) anak itu tidak mengerti dengan masalah itu.
S P O
Kalimat ini diubah menjadi :
b) tidak mengerti anak itu dengan masalah itu.
P S O
c) Menlu Muchtar mengatakan tukaran pikiran itu sangat
bermanfaat.
( S – P – O )
S P O O
d) Dikatakan oleh Menlu Muchtar, tukar pikiran itu sangat
bermanfaat.
P S O O
C. Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara tepat mewakili pikiran
pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan pemahaman yang sama
tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca
atau penulisnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalimat
efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau
pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran
tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis
atau pembicaranya.
Ciri-ciri
kalimat efektif:
1. Kesepadanan struktur
2. Keparalelan
3. Penekanan
4. Kehematan
5. kevariasian
Syarat-syarat
kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Secara
tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2. Mengemukakan
pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran
pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Penyusunan kalimat
efektif, meliputi:
1. Subjek
2. Predikat
3. Objek
4. Pelengkap
5. Keterangan
B. Saran
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena
tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses
kegiatan belajar mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan
bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
Daftar Pustaka
Salliyanti,2011,Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, Medan:Bartong
Jaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar