Senin, 14 Januari 2013

Makalah Kalimat Efektif


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

           Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kalimat Efektif” dengan baik.
           Makalah ini dapat tewujud berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu membimbing dan memberikan do’a restunya.
2.      Abangda Muhammad Nuzul Pratama mahasiswa UNIMED.
3.      Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian penulisan makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pendidikan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

                                                                              Aceh Utara, 27 Desember 2012




Penulis







                                                                                              
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...  ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….….……..1
A.  Latar Belakang Masalah ……………………………………..................... 1
B.  Rumusan Masalah………………………………………………………….1
C.Tujuan……………………………………………………………………….1
BAB II      PEMBAHASAN……………………………….…………………2
A.    Pengertian Kalimat Efektif…..………………………..…………………..2
B.     Ciri-Ciri Kalimat Efektif………………………….……………………....2
C.     Syarat-Syarat Kalimat Efektif…………………………………………….8
BAB III    PENUTUP……………………………………………………………...9
A.    Simpulan…………………………………………………………………...9
B.     Saran……………………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA
















BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seseorang baru dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan bahasa yang sudah kita kenal sebelum sampai ada tataran  kalimat adalah kata (mis. Tidak) dan frasa atau kelompok kata (mis. tidak tahu). Kedua bentuk itu, kata dan frasa, tidak dapat mengugkapkan maksud secara lengkap dan jelas, kecuali jika keduanya sedang berperan sebgai kalimat minor. Untuk dapat berkalimat dengan baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap engan makna. Intonasi final kalimat dalam bahasa tulis dilambangkan dengan titik, tanda tanya, atu tand seru. Penetapan struktur minimal S dan P dalam hal ini menunjukan kalimat bukanlah semata-semata gabungan atau rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk.. lengkap dengan makna menunjukan sebuah kalimat harus megandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkap maksud penuturnya.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.                  Kurang pahamnya penulisan dan pelafalan kalimat efektif.
C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulis ini adalah sebagai berikut:
1.                  Memahami penulisan dan pelafalan kalimat efektif.



BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan secara tepat pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran penulis. Di dalam kalimat efektif kejelasan kalimat dapat terjamin.
B.            Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1. kesepadanan struktur.
            Kesepadanan struktur setiap kalimat yang baik terdiri atas unsur-unsur kalimat yaitu subjek, prediket, objek, dan keterangan. Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah hubungan timbale balik antara subjek dengan prediket, antara prediket dengan objek serta keterangan – keterangan yang menjelaskan unsure – unsure dalam kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Jadi kesepadanan itu adalah kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan, ide, yang dikandung dalam kalimat.
1)                  kesepadanan kalimat memiliki beberapa ciri :
kalimat itu mempunyai subjek dan prediket. Kejelasan subjek dan prediket itu dilakukan dengan menghindari pemakaian kata di depan subjek.
Contoh : Di dalam keputusan itu membicarakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum. ( kalimat ini subjeknya kurang jelas karena di antar oleh kata depan. Oleh sebab itu perlu dihilangkan menjadi ) Keputusan itu membicarakan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
2)                  Menggunakan ide pokok.
Ide pokok ini diletakkan pada bagian depan kalimat dan kalimat yang mengandung ide pokok harus menjadi induk kalimat.
Contoh : Ia tertangkap ketika sedang minum- minum pada sebuah warung.

3)                  Penggabungan dengan kata dan dan kata yang.
Jika dua kalimat digabungkan dengan kata dan  maka hasilnya kalimat majemuk setara. Jika dua kalimat digabungkan dengan kata yang, maka akan menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, artinya kalimat itu terdiri atas induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh :
-          Mutu pendidikan kita masih rendah.
-          Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama para dosen.
Penggabungan yang erfektif untuk kedua kaliamt di atas ialah dengan mempergunakan kata dan sehingga menjadi kalimat gabungan yaitu :
-          Mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya adalah tugas utama para dosen.
4)                  Penggabungan kalimat efektif juga dapat mengunakan kata sehingga, agar, atau supaya.
Contoh :
-          Semua peraturan telah ditentukan.
-          Para mahasiswa tidak bertindak seenaknya.
Penggabungan :
-          Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak seenaknya.
5)                  Untuk mencapai kalimat efektif kita harus juga menghindari kata – kata asing atau struktur asing.
Contoh : Pemakaian kata – kata  di mana, hal mana, yang mana.
Kita ketahui dalam bahasa Indonesia kata di mana, yang mana, dipakai dalam kalimat Tanya. Kedua kata Tanya ini dipergunakan untuk menanyakan tempat serta sesuatu.
Contoh :
Dimana tidak boleh diganggu gugat lagi ( tidak efektif )
Yang mana sudah menjadi keputusan siding ( tidak efektif )
Yang tidak boleh diganggu gugat lagi ( efektif )
Yang sudah menjadi keputusan siding ( efektif )
2. Keparalelan ( Kesejajaran )
            yang dimaksud dengan kesejajaran ialah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika bentuk pertama mempergunakan bentuk nominal bentuk kedua juga menggunakan bentuk nominal.
            Contoh :
            a. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
            Kalimat ini tidak sejajar, karena ide pertama kata kerja dan ide kedua kata benda.
            Contoh :
            a. Setelah dipatenkan, diproduksikan, dan dipasarkan, masih ada lagi sumber pengacauan yaitu berupa peniruan, yang langsung atau tidak langsung.
            Kalimat ini adalah kalimat efektif karena dinyatakan dalam bentuk parallel ( sejajar) yaitu ide pertama, dan seterusnya dinyatakan dengan kata kerja.

3. Penekanan
            Setiap kalimat memiliki satu ide pokok. Dalam sebuah kalimat ad aide yang perlu ditonjolkan. Kalimat ini member penekanan pada penonjolan itu.
            Ada berbagai penekanan di dalam kalimat :
1.      Meletakkan kata ditonjolkan itu di depan kalimat.
Contoh : Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan Negara dengan kemampuan yang ada pada dirinya. ( kalimat ini dapat di ubah dengan penekanan dan posisi kalimat yaitu ; Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
2.      Di dalam penekanan ini juga kalimat – kalimat dapat diubah yaitu kalimat pasif menjadi aktif atau aktif menjadi pasif. Sedangkan kalimat aktif ialah kalimat normal yang dianggap lazim dipergunakan daripada kalimat pasif.
Contoh :
·         Presiden mengharapkan dengan adanya pendidikan dan penataran pembangunan akan lancar. ( aktif ) atau Harapan presiden dengan adanya pendidikan dan penataran pembangunan akan lancar. ( aktif)
·         Dengan adanya pemdidikan dan penataran diharapkan oleh presiden pembangunan akan lancar. ( pasif )
3.      Urutan kata yang logis
Sebuah kalimat biasanya membicarakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian itu hendaknya dibuat dengan memperhatikan urutan yang logis.
Contoh :
a)      Telekomunikasi cepat – vital dimaksudkan untuk keamanan, mobilitas, pembangunan, dan persatuan.
b)      Tahun 1985, 1986, 1987 kehidupan masih melarat, belum ada kemajuan.
4.   Pengulangan kata
      Pengulangan kata dianggap penting, karena dapat membuat      maksud kalimat lebih jelas.
Contoh : Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tetapi juga dimensi politik, dimensi social, dan dimensi budaya.
4. Kehematan
            Unsur lain yang penting untuk mencapai kalimat efektif adalah kehematan. Yang dimaksud dengan kehematan ialah kehematan mempergunakan kata, frase, atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu. Dalam arti tidak mengubah kejelasan kalimat. Penghematan di sini juga menghindari kata-kata mubazir, sejauh tidak menyalahi kaidah-kaidah tata bahasa.
1.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh :
1.      Mahasiswa itu segera mengubah rencananya setelah bertemu dengan pemimpin.
Kalimat di atas dapat diperbaiki menjadi :
1.      Mahasiswa itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pemimpin.
2.      Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian hiponim kata. Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih tinggi. Kata merah adalah mengandung kelompok warna. Kata merah adalah mengandung kelompok warna kata juli sudah mengandung makna bulan begitu juga senin sudah mengandung makna hari.
Contoh :
a)      Presiden Suharto meresmikan Universitas Indonesia hari senin lalu.
b)      Ia memakai pita warna merah.
c)      Kakek lahir bulan juli 1949.
Kalimat-kalimat (a), (b), (c), dapat diperbaiki dengan menghilangkan kata hari, warna, dan bulan. Selain kata yang mengandung hiponim, ada lagi kesinoniman kata dalam satu kalimat.
Contoh :
·         Kata naik bersinonim dengan ke atas.
·         Kata tampil bersinonim dengan kata depan.
·         Kata turun bersinonim dengan ke bawah.
Seperti contoh-contoh di atas, hindari pemakaiannya dalam kalimat. Kalau sudah memakai kata tampil, tidak perlu lagi kata ke depan. Begitu juga yang lain.
3.      Penghematan dapat dilakukan dengan menghindari bentuk jamak.
Contoh :
1.      Para hadirin sekalian.
2.      Saling baku hantam.
Seharusnya :
1.      Hadirin yang berbahagia.
2.      Saling hantam.
Selain itu, dihindari kata depan daripada yang tidak ada hubungannya di dalam kalimat. Kalau tidak dipakai kata depan tersebut, kalimat itu menunjukkan kalimat yang efektif.


5. Kevariasian
            Keefektifan dalam penulisan tergambar dalam struktur kalimat yang diergunakan. Ada kalimat pendek, dan ada kalimat yang panjang. Kalimat yang panjang, dapat membuat pembaca kehilangan pegangan akan ide pokok, dan membosankan, sehingga menjadi monoton. Oleh sebab itu perlu dilakukan variasi kalimat.
            Kita telah mempelajari tentang pengutamaan kalimat pada kegiatan terdahulu, yaitu dengan meletakkan bagian yang penting pada awal kalimat.
1.         Dalam variasi kalimat, kalimat pembuka dapat dimulai atau dibuka dengan frase benda, frase kerja, dan frase keterangan.
Contoh :
a)         Si Badu dari Universitas Indonesia menganggap hal ini sebagai hasil yang gemilang. ( kalimat ini dimulai dengan frase benda )
b)         Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini. ( kalimat ini dimulai dengan frase kerja )
c)         Pukul 15.00 Wib Pesta Olahraga Asia Tenggara XIV dibuka oleh bapak Presiden Susilo Bambang Yudoyono. ( kalimat ini dimulai dengan frase Keterangan )

2. Variasi dalam Pola Kalimat
Mencapai efektivitas kalimat dan untuk menghindari suasana monoton yang menimbulkan kebosanan, pola kalimat S – P – O dapat diubah menjadi P – S – O atau yang lainnya.

contoh :
a) anak itu tidak mengerti dengan masalah itu.
     S                               P                       O
Kalimat ini diubah menjadi :
b) tidak mengerti anak itu dengan masalah itu.
      P                        S                             O


c) Menlu Muchtar mengatakan tukaran pikiran itu sangat bermanfaat.
( S – P – O )
       S                            P                        O                         O
d) Dikatakan oleh Menlu Muchtar, tukar pikiran itu sangat bermanfaat.
         P                        S                          O                         O


C.           Syarat-Syarat Kalimat Efektif
Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.    Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
   


BAB III
PENUTUP

A.  Simpulan
Kalimat efektif  adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya.
     Ciri-ciri kalimat efektif:
1.         Kesepadanan struktur
2.         Keparalelan
3.         Penekanan
4.         Kehematan
5.         kevariasian

Syarat-syarat kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1.    Secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.    Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar      atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
  Penyusunan kalimat efektif, meliputi:
1.        Subjek
2.        Predikat
3.        Objek
4.        Pelengkap
5.        Keterangan

B.       Saran
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar terjadi komunikasi yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

Daftar Pustaka
Salliyanti,2011,Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, Medan:Bartong Jaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar